Selasa, 12 Mei 2009

Cerpen


EPISODE MATI

Cinta dan duka itu tampak serupa tapi tak sama dan tak dapat dipisah. Ada yang bilang keduanya seperti kali dan sungai. Mungkin hal itu bisa dikatakan benar, arti relatif. Sebab cinta dan duka berasal dari sebuah noktah kecil yang tepatnya berada di pusat hati, lalu muncul apa yang dinamakan ´rasa´ dan menyebar ke seluruh tubuh makhluk yang bernyawa, yakni manusia. Tubuh pun merespon aliran itu hingga bereaksi. Sama halnya dengan energi gerak yang dapat mengahasilkan energi listrik seperti halnya dinamo pada sepeda pedal yang mampu menghidupkan lampunya. Mungkin (analogis) cinta dan duka pun seperti itu. Cinta bisa membuat seseorang meneteskan air mata. Duka pun demikian juga, sama meneteskan air mata.

Rabu, 06 Mei 2009

Sajak


DINDA, TOPENG HITAM YANG KAU SULAM PADA SELIMUT INI MENJELMA HANTU. MATAKU SERASA KELELAWAR, APALAGI HATI SEPERTI ANAK PIPIT DI SARANG SENDIRI.


dinda, telah enam bulan kau tinggalkan karya hitam yang begitu cekat dalam kamar tidur kita—yang sering menghelatkan irama cinta antara ada dan tiada. pula selalu mengundang kunang-kunang muram menatap malam hingga arwah-arwah jengah kentayangan. tak luput, katak-katak penuh diam-dendam.

(apa mungkin dinda berharap topeng abu-abu?)

dinda, kini aku masih miris menatapnya, serasa mata sapi di rumah jagal. andainya saja engkau tahu rasa menjerat, mungkin engkau akan mencungkil matamu lalu menggantikan milikku. serasa hasrat ibu pada orok bayi. namun semua masih menjadi misteri malaikat-malaikat merahmu; yang menjaga sulaman topeng hitam.