Selasa, 07 Juli 2009

Sajak


Sang Perawan Berkerudung Kuning

kerudung kuningmu bak mulut api melahap kepala. bulu-bulu kepala akhirnya mengerucut, ciut. bahkan hitamnya mata berubah putih semua.

sekarang, aku tak mampu menyimpan wajahmu di balik goa mata. tempurung otak juga jengah menangkap sihir dari bibirmu, seperti senja memeluk punggung gunung.

kasih lepaskan saja kerudung kuningmu itu!
mata ingin melukis wajah merahmu supaya alis bisa memoles lega kepada pelipismu yang halus selaksa pasir gurun. dan bibir mencoba menangkap mantra saktimu hingga sirna. hanya berlebur air liur.

kasih, mengertilah…!
aku tak ingin kembali ke nerakamu. aku tak sanggup. kumohon, lepaskan saja kerudung kuning itu. tuhan tidak akan ikut campur dalam hal ini, sebab ia masih terbelunggu masalah manusia. terpenting, kau dan aku bersatu menjadi pasangan tunggal sampai hayat.